Halaman

    Social Items

Penyebab berkembangnya taktik moderat dan kooperatif dalam pergerakan nasional Indonesia - Berkembangnya taktik moderat dan kooperatif dalam pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

1. Krisis ekonomi (malaise) yang terjadi sejak tahun 1921 dan berulang pada akhir tahun 1929.Bahkan,pada awal tahun 1930-an krisis ekonomi itu tidak kunjung reda.

2. Kebijakan keras pemerintahan Gubernur Jenderal de Jonge menyebabkan kaum pergerakan,terutama golongan non-kooperatif,sangat menderita.Setiap gerakan yang radikal atau revolusioner akan ditindas dengan alasan bahwa pemerintah kolonial bertanggung jawab atas keadaan di Hindia Belanda.

3. Pada tahun 1930-an,kaum pergerakan nasional terutama yang berada di eropa menyaksikan bahwa perkembangan paham fasisme dan Naziisme mengancam kedudukan negara-negara demokrasi.Demikian pula Jepang sebagai negara fasis di asia telah melakukan ekspansinya ke wilayah Pasifik sehingga ada yang mendekatkan kaum nasionalis dengan penguasa kolonial,yaitu mempertahankan demokrasi terhadap bahaya fasisme.Kesadaran itu muncul pertama kali di kalangan Perhimpunan Indonesia yang terlebih dahulu telah melakukan taktik kooperatif.

Taktik kooperatif merupakan strategi yang ditempuh untuk menghindari kelumpuhan perjuangna.Perubahan taktik perjuangan itu sama sekali tidak mengubah tujuan perjuangan,yaitu kesatuan nasional dan kemerdekaan Indonesia.Apabila sejak awal tahun 1920-an cita-cita kemerdekaan Indonesia disuarakan oleh Perhimpunan indonesia,sejak tahun 1930-an cita-cita tersebut diperjuangkan dengan taktik kooperatif melalui Dewan Rakyat (Volskraad).

Penyebab berkembangnya taktik moderat dan kooperatif

Rangkuman AbadiPenyebab berkembangnya taktik moderat dan kooperatif dalam pergerakan nasional Indonesia - Berkembangnya taktik moderat dan kooperatif dalam pergerakan nasional Indonesia disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut.

1. Krisis ekonomi (malaise) yang terjadi sejak tahun 1921 dan berulang pada akhir tahun 1929.Bahkan,pada awal tahun 1930-an krisis ekonomi itu tidak kunjung reda.

2. Kebijakan keras pemerintahan Gubernur Jenderal de Jonge menyebabkan kaum pergerakan,terutama golongan non-kooperatif,sangat menderita.Setiap gerakan yang radikal atau revolusioner akan ditindas dengan alasan bahwa pemerintah kolonial bertanggung jawab atas keadaan di Hindia Belanda.

3. Pada tahun 1930-an,kaum pergerakan nasional terutama yang berada di eropa menyaksikan bahwa perkembangan paham fasisme dan Naziisme mengancam kedudukan negara-negara demokrasi.Demikian pula Jepang sebagai negara fasis di asia telah melakukan ekspansinya ke wilayah Pasifik sehingga ada yang mendekatkan kaum nasionalis dengan penguasa kolonial,yaitu mempertahankan demokrasi terhadap bahaya fasisme.Kesadaran itu muncul pertama kali di kalangan Perhimpunan Indonesia yang terlebih dahulu telah melakukan taktik kooperatif.

Taktik kooperatif merupakan strategi yang ditempuh untuk menghindari kelumpuhan perjuangna.Perubahan taktik perjuangan itu sama sekali tidak mengubah tujuan perjuangan,yaitu kesatuan nasional dan kemerdekaan Indonesia.Apabila sejak awal tahun 1920-an cita-cita kemerdekaan Indonesia disuarakan oleh Perhimpunan indonesia,sejak tahun 1930-an cita-cita tersebut diperjuangkan dengan taktik kooperatif melalui Dewan Rakyat (Volskraad).